About

Hi guys... blog ini menghimpun serakan fakta-fakta dan kisah-kisah misterius yang selalu mngundang rasa penasaran banyak orang. Apakah kamu termasuk penggemar cerita sejenis itu? Legenda-legenda misterius semisal teka-teki Segitiga Bermuda, kebenaran Benua Atlantis, keberadaan UFO, fakta kehidupan di Planet Mars, atau kondisi masa lalu Pulau Irian, misteri perputaran waktu, kutukan kematian dari Mesir jejak-jejak reinkarnasi, misteri bangunan terberat di dunia, kebenaran cerita vampir, dan lain sebagainya. Jadi, simak artikelnya dan tuntaskan rasa penasaranmu! Kalo suka please follow ya...Enjoy :)

Tuesday, October 11, 2011

Perang Nuklir Zaman Prasejarah. Mungkinkah?

Pada hakikatnya sebuah karya sastra tidak lahir dari sebuah kekosongan dan ketiadaan. Menurut proses penciptaannya, sastra adalah hasil interpretasi seorang pengarang terhadap kenyataan sehari-hari yang diolah dalam pikiran melalui proses kreasi dan imajinasi. Karya sastra sejarah salah satunya adalah sastra sejarah. Karya sastra sejarah biasanya diilhami dari sebuah peristiwa sejarah yang benar-benar pernah terjadi. Meskipun sastra sejarah, apa yang terkandung di dalamnya tetap tidak dapat dijadikan kebenaran sejarah. Keberadaanya hanya dapat dijadikan acuan atau referensi dalam melihat sebuah sejarah. Hal semacam inilah yang terjadi dalam melihat sebuah sejarah. hal semacam inilah yang terjadi pada penelitian kebudayaan India Kuno.

"Arjuna yang gagah berani, duduk dalam Vimana dan mendarat di tengah air, lalu meluncurkan Gendewa yang sekali tembak dapat menghanguskan wilayah musuh. Seperti hujan lebat yang kencang, mengepung musuh dengan kekuatannya yang sangat dahsyat".

"Matahari seakan bergoyang di angkasa, panas membara mengerikan yang dilepaskan senjata ini membuat bumi bergoncang, gunung bergoyang di kawasan darat yang luas, binatang mati terbakar dan berubah bentuk, air sungai kering kerontang, ikan, udang, dan lain-lain semuanya mati".

Dua petikan di atas adalah sekuel epik Mahabarata yang mencapai klimaks pada Perang Bharatayuda. Epik ini mengisahkan konflik antara keturunan Pandu (Amarta) dengan Destaratha (Atinapura). Konon, cerita Mahabrata telah disusun sejak abad ke-8 SM. Diceritakan , Bharatayuda adalah peperangan yang luar biasa yang dimenangkan oleh Amarta. Tentu imajinasi sang pengarang turut serta dalam proses penceritaannya. Akan tetapi, para peneliti India Kuno mulai mempertanyakan epik tersebut. Mereka curiga perang mahabesar itu benar-benar pernah terjadi. Makin lama makin kuat sangkaan itu seiring dengan ditemukan bukti-bukti arkeologis. Dari sekuel di atas, yang menjadi peranyaan apa itu Gandewa yang digunakan Arjuna dalam berperang? Gandewa sepertinya digambarkan sebagai senjata yang memiliki kekuatan penghancur luar biasa. Ketika Gandewa ditembakkan, bumi bergoncang, terbakar, dan semua makhluk hidup mati. Apakah Gandewa semacam senjata permusnah massal seperti nuklir?

Di sebuah wilayah di distrik Rajasthan (India) permukaan tanahnya mengandung radioaktif seluar 3 mil persegi. Pancaran radioaktifnya sangat kuat sehingga oleh pemerintah setempat, wilayah tersebut ditutup untuk umum dan dinyatakan berbahaya. Tempat tersebut terletak 10 mil sebelah barat ibukota Jodphur.

Pada awalnya, di area tersebut dibangun perumahan. Namun, muncul berbagai keanehan seperti seringnya bayi terlahir cacat dan risiko penyakit kanker yang tinggi pada orang yang tinggal atau bekerja di sana. Fenomena tersebut menarik perhatian para ilmuwan. Lee Hundlay mendatangi area tersebut dan  mengadakan penelitian. Dia menemukan bukti-bukti telah terjadi ledakan atom yang terjadi antara 8000-12000 tahun yang lalu.

Penelitian arkeologis kemudia digiatkan di India dan Pakistan, tempat-tempat yang diduga sebagai pusat peradaban India Kuno. Penelitian tersebut menghasilkan temuan yang sulit dipercaya. Di tepian sungai Gangga di India, para arkeolog menemukan batu-batu hangus di atas hulu sungai. Batu-batu besar runtuh dan melekat menjadi satu. Padahal, untuk melebur batuan tersebut dibutuhkan suhu paling rendah 1800 Celcius. Panas api biasa tidak mampu mencapai suhu setinggi itu, hanya pada ledakan sehenis senjata nuklir yang mampu mencapainya.

Tidak jauh berbeda dengan penemuan di dalam hutan pedalaman India. Di sana ditemukan reruntuhan kota kuno dan berbagai peninggalan berupa kristal-kristal dan sisa bebatuan yang hangus. Tembok kota yang runtuh terkristalisasi, begitu pula dengan peninggalan-peninggalan lain yang berhasil ditemukan. Batuan kristal pada tempat tersebut sama persis dengan batuan kristal pada kawasan percobaan nuklir sekarang ini.

Di Rishi, Mohenjodaro (Pakistan), para arkeolog menemukan puing-puing dan sisa-sisa tengkorak manusia mengandung residu radioaktif yang hanya dapat dihasilkan dari sebuah ledakan thermonuklir skala besar. Penemuan dengan sisa radioaktif tinggi ini sama dengan yang dijumpai di Nagasaki dan Hiroshima.
Benarkah pada zaman purbakala pernah terjadi perang nuklir?

Melengkapi apa yang ditemukan di situs India, di Negara Gabon, Afrika, tepatnya di Oklo ditemukan reaktor nuklir. Dari hasil analisis geologis reaktor tersebut berumur sekira dua miliar tahun. Proses penemuannya secara tidak sengaja. Sebuah perusahaan di Prancis pada 1972 bermaksud mengimpor biji mineral uranium dari Oklo. Ketika biji uranium sampai ke tangan merekam ternyata biji uranium import tersebut sudah pernah diolah dan dimanfaatkan sebelumnya. Tentu saja penemuan ini sangat mengejutkan. Kemudian, para peneliti berbondong-bondong mendatangi Oklo. Hasil riset menunjukkan daerah tersebut adalah sebuah reaktor uranium berskala besar dengan kapasitas kurang lebih 500 ton biji uranium di enam wilayah. Dari kapasitas tersebut diduga dapat menghasilkan tenaga sebesar 100 ribu watt. Tambang reaktor nuklir tersebut tertata dengan baik dengan limbah penambangan reaktor yang dibatasi dan tidak tersebar luas. Jika ditinjau dari segi lay-out reaktor nuklir zaman sekarang pun kalah dengan reaktor purba tersebut. Manusia zaman sekarang masih bermasalah dengan limbah nuklir, tetapi manusia yang membangun reaktor purba tersebut telah memahami dan tahu cara memanfaatkan topografi alam utnuk menyimpan limbah nuklir.

Penemuan situs bekas radioaktif dan reaktor nuklir purba ini melengkapi teori tentang masa emas para periode prasejarah. Kemungkinan besar beribu-ribu atau bahkan bermiliar-miliar tahun lalu penduduk di bumi telah mencapai perdaban dan teknologi maju yang mungkin lebih maju daripada masa sekarang ini. Namun, mengapa kemajuan teknologi tersebut tidak dapat terawriskan pada generasi selanjutnya? Dari sudur pandang berbeda, bukti penemuan arkeologis juga memperlihatkan penemuan dinosaurus yang berumur jutaan tahun. Apakah ini berarti manusia pernah hidup sezaman dengan dinosaurus? Daripada menambah polemik, bukankah lebih baik menyingkapi bahwa penemuan tersebut mungkin adalah klimaks dalam peradaban mereka. Kemajuan teknologi pemusnah massal. Senjata itu pula yang akhirnya memberangus kebudayaan mereka. Akhirnya, manusia harus kembali mengulang sejarahnya dari nol. Sekarang dengan ditemukan nuklir, apakah manusia tengah menjalani siklus peradaban tersebut?


No comments:

Post a Comment