About

Hi guys... blog ini menghimpun serakan fakta-fakta dan kisah-kisah misterius yang selalu mngundang rasa penasaran banyak orang. Apakah kamu termasuk penggemar cerita sejenis itu? Legenda-legenda misterius semisal teka-teki Segitiga Bermuda, kebenaran Benua Atlantis, keberadaan UFO, fakta kehidupan di Planet Mars, atau kondisi masa lalu Pulau Irian, misteri perputaran waktu, kutukan kematian dari Mesir jejak-jejak reinkarnasi, misteri bangunan terberat di dunia, kebenaran cerita vampir, dan lain sebagainya. Jadi, simak artikelnya dan tuntaskan rasa penasaranmu! Kalo suka please follow ya...Enjoy :)

Wednesday, December 7, 2011

Lemuria Bangsa yang Bermigrasi

Membicarakan Sejarah masa lalu tidak semudah yang dibayangkan. Hal ini disebabkan cerita-cerita masa lalu kadang dikumpulkan hanya dari potongan-potongan cerita yang berserakan. Para ilmuwan , arkeolog, antropolog, dan peneliti berusaha merekonstruksi potongan tersebut menjadi cerita yang utuh. Namun, tetap saja cara ini menciptakan banyak versi. Karena di dalamnya pula melibatkan interpretasi yang sangat sukar menghindari subjektivitas.

Tidak dapat dipungkiri, sejarah perdaban manusia di dunia masih dilingkupi banyak misteri. Berpijak pada peninggalan-peninggalan arkeologis yang berhasil ditemukan sejauh ini, sepertinya kita tidak dapat meremehkan apa yang telah dicapai manusia tempo dahulu. Peradaban yang mereka bangun bahkan tidak menutup kemungkinan lebih maju dan lebih tinggi dibandingkan dengan yang dicapai manusia zaman sekarang.

Namun, mengapa nenek moyang kita hanya meninggalkan setumpuk artefak-artefak bisu yang membuat kita semakin bertanya-tanya apakah gerangan yang terjadi?

Diceritakan legenda turun-temurun bangsa Lemuria telah meninggalkan bumi menuju suatu planet yang berkarakter mirip bumi. Planet itu adalah Planet Erra atau Terra yang bertempat di gugus bintang Pleiades. Bangsa ini terpaksa mengungsi karena diserang oleh bangsa Athlean penghuni Kerajaan Atlantis.

Lemuria adalah peradaban kuno yang diperkirakan hidup pada periode 75000 SM-11000 SM lebih tua dari peradaban Atlantis. Pulau Ester atau Pulau Paskah ditengarai merupakan sisa peradaban Lemuria. Pulai ini mendapatkan keajaiban khusus bagi arkeolog karena di tempat ini sebuah keajaiban dipertontonkan. Pulau yang kurang lebih seluas 4000 km dikelilingi ratusan patung batu Moai yang berukuran raksasa. Ratusan patung besar itu kira-kira tingginya 33 sampai 66 kaki dan beratnya 14 sampai 80 ton.

Pulau Paskah (bahasa Polinesia: Rapa Nui, bahasa Spanyol: Isle de Pascua) adalah pulau yang terletak di selatan Samudra Pasifik. Secara administratif pulau ini termasuk wilayah Provonsi Valparaiso, Cili.

Sergio Rapu, seorang arkeolog yang meneliti Pualu Paskah menemukan arti dari nama moai, yakni "wajah hidup leluhur kami". Dia memperkirakan pembuatan patung-patung itu sebagai bentuk pemujaan kepada leluhur mereka. Wajah patung yang membelakangi lautan dan menghadap perkampungan dipercaya sebagai cara leluhur melindungi dan menjaga para penduduk pulau itu.
Suku Maori dan suku Samoa yang bertempat tinggal di pulau-pulau sekitar Pasifik memercayai bahwa dahulu kala pernah ada dataran besar di Pasifik. Penghuni daratan tersebut memiliki peradaban yang sangat maju. Namun, sebuah peperangan besar-besaran menghancurkan bangsa tersebut. Perang terjadi antara bangsa Lemuria dan bagnsa Athlean. Bangsa Atlantis keluar sebagai pemenang dan menyingkirkan bangsa Lemuria. Namun, episode berikutnya sang pemenang berikut peradabannya hancur. Bukan diserang bangsa lain, melainkan oleh kekuatan alam. Bencana besar berupa tsunami dan gempa bumi menenggelamkan dataran yang mereka tinggali.

Keberadaan bangsa Lemuria berhasil diidentifikasi oleh Augustus Le Plongeon (1826-1908), seorang peneliti dan penulis yang mengadakan penyelidikan terhdapa situs-situs purbakala peninggalan bangsa Maya di Yukatan. Setelah bekerja keras akhirnya Plongeon berhasil menerjemahkan beberapa lembar catatan kuno bangsa Maya. Hasil terjemahan tersebut menginformasikan keberadaan bangsa Lemuria. Bangsa Maya mencatat bahwa bangsa Lemuria berusia lebih tua daripada bangsa Atlantis yang dipercaya sebagai nenek moyang bangsa Maya. bangsa Lemuria dan Atlantis pernah hidup dalam periode waktu yang sama. Sebelum bangsa Atlantis menyerang Lemuria dan sebelum bencana meluluhlantakkan kedua peradaban tersebut.

Melalui pnerawangan Edgar Cayne, seorang spiritualis dari Amerika Serikat (baca: Jejak-Jejak Reinkarnasi) mengungkapkan kehidupan bangsa Lemuria dan Atlantis. Dia menceritakan keberadaan kristal generator raksasa yang dikelilingi kristal-kristal lain sebagai sumber tenaga dan penyembuhan. diceritakan bangsa Lemuria adalah manusia-manusia yang memiliki tingkat spiritual tinggi, menjunjung perdamaian, dan sangat bermoral. Berbeda dengan bangsa Atlantis yang mengandalkan kekuatan fisik dan suka berperang. Hal ini pulalah yang menyebabkan kekalahan Lemuria atas Atlantis.

Lemuria berasal dari kata "mu" atau "Mu-Devi" yang berarti "Tanah Leluhuhr/Ibu Pertiwi". Mu-Devi adalah ibu dewi Hindu Shiva. Di Pulau Paskah berhasil ditemukan beberapa lembaran berisi tulisan. Sampai saat ini tulisan tersebut yang dikenal dengan rongorongo belum dapat diterjemahkan. Guillaume de Hevesy, seorang sarjana dari Honaria berhasil menemukan persamaan karakter rongorongo dengan tulisan prasejarah India Kuno. Pada rongorongo terdapat cap dari Mohenjo-Daro. Rongorongo kemungkinan berarti damai-damai yang isinya tentang dokumen mengenai Pulau Paskah, bagaimaan pembuatan dan pendirian patung raksasa Moai serta eksistensi bangsa Lemuria sendiri.




Monday, December 5, 2011

Mempertanyakan Kunjungan UFO Masa Purba

Kemunculan tamu asing dari peradaban luar bumi ternyata tidak hanya ramai dibicarakan pada masa sekarang. Jauh-jauh hari pada peradaban terdahulu telah terekam tanda-tanda kehadiran tamu asing tersebut. Apakah mereka benar-benar pernah hadir di Bumi ataukah ini semacam imajinasi kolektif umat manusia akhirnya akan memunculkan cerita-cerita tamu makhluk asing. Terlepas imajinasi atau tidak, hal ini adalah buah kesadaran manusia terhadap kebesaran alam semesta. Di alam yang tidak tak terbatas ini apakah hanya manusia satu-satunya peradaban yang diciptakan Tuhan?

Dunia pernah dibuat terkejut ketika beredar kabar telah ditemukan Batu Dropa dan Lempeng Lolladoff. Artfeak purba Batu Dropa ditemukan tahun 1938 oleh tim dari Beijing University ketika melakukan ekspedisi di wilayah terpencil di Bayan-Kara-Ula di kaki pegunungan Himalaya. Seorang bernama Chi Pu Tei diceritakan memimpin ekspedisi tersebut. Mereka berhasil menemukan kuburan-kuburan kecil yang bersisi kerangka-kerangka manusia dengan tinggi sekitar 1-1,2 m di dalam gua. Di dalam kuburan itu pula mereka menemukan batu-batu lempeng berbentuk lingkaran yang berdiameter sekitar 30 cm dengan ketebalan hampir 1 cm. Batu-batu yang ditemukan berjumlah 716 buah diperkirakan berusai sekitar 12.000 tahun. Artefak inilah yang dinamakan Batu Dropa. Setelah diadakan penelitian ternyata lempeng Batu Dropa berisi tulisan mikroskopik yang sangat rumit.

Tulisan di Batu Dropa berhasil ditransletrasikan oleh Dr.Tsum Um Nui. Ketika dipublikasikan, dunia sempat dilanda kegemparan. Tulisan dalam Batu Dropa yang katanya berhasil ditransletrasikan itu mengundang kontroversi. Tulisan itu menceritakan sebuah ras alien bernama Dropa telah mendarat darurat di wilayah Himalaya. Mereka terpaksa tinggal di Bumi dan akhirnya hidup berdampingan dengan suku Han.

Hasil penelitian ini sempat dicekal oleh Beijing Academy of Pre-History. Namun, setelah dilakukan berbagai usaha akhirnya paper akademik tersebut diterbitkan pada 1962. Selain menimbulkan kegemparan, apa yang diungkapkan Tsum Um Nui mendapatkan cemoohan dari kalangan ilmuwan. Tidak tahan dengan tekanan yang ditujukan kepadanya Tsum Um Nui menarik diri dari dunia akademik dan tinggal di Jepang sampai akhir hidupnya.

Sementara itu, Lempeng Lolladoff adalah lempengan batu yang ditemukan di wilayah Nepal. Lempeng Lolladoff menggambarkan objek berbentuk piring terbang dan makhluk alien. Lempeng ini diperkirakan berusia 12.000 tahun dan petama kali dipublikasikan tahun 1947 oleh Profesor Lolladoff.

Setelah diadakan penelitian lebih lanjut kebenaran Batu Dropa dan Lempeng Lolladoff mulai terkuak. Ternyata dua penemukan tersebut hanyalah kisah fiksi belaka. Keberhasilan Tsum Um Nui menerjemahkan tulisan mikroskopis di lemepeng Batu Dropa menimbulkan tanda tanya besar. Kamus dan pengetahuan bahasa apa yang dia pakai dalam menerjemahkan tulisan tersebut? Sampai sejauh ini tidak pernah diketahui adanya kamus untuk mengartikan bahasa Dropa. Memang, ada suku Dropa yang mendiami wilayah Tibet bagian utara, tetapi bukan suku itu yang dirujuk Batu Dropa. Lagipula suku ini bukan suku pigmi seperti yang diceritakan Chi Pu Tei. Artefak Batu Dropa ditemukan sejumlah 716 buah, tetapi setelah diadakan penelusuran di museum-museum China bahkan seluruh dunia tidak ada artefak semacam itu ditemukan. Lebih mengejutkan lagi ternyata nama Tsum Um Nui disinyalir hanya fiktif belaka, begitu juga dengan Bejing Academy of Pre-History yang ternyata hanya sebuah akademi fiktif.

Bagaimaan dengan lempeng Lolladoff?

Lempeng Lolladoff pertama kali dipublikasikan dalam buku Sungods in Exile yang ditulis oleh dr. Karly Robin Evans dan diedit oleh David Agamon. Pada 1988 kepada majalah Fortean Times, yang berisi kebohongan . Dr. Karly Robin Evans yang disebutnya sebagai penulis buku tersebut sebenarnya hanyalah tokoh imajiner. Jadi sama halnya dengan Batu Dropa. Lempeng Lolladoff pun artefak semu.

Jika Batu Dropa dan Lempeng Lolladoff terbukti hoax bagaimana dengan cerita di bawah ini.

Sebuah kuil peninggalan bangsa Mesir Kuno di Abydos merekam jejak keberadaan UFO purba. Kuil Abydos adalah peninggalan bangsa Mesir Kuno kira-kira didirikan 4000 SM. Pada masanya, kuil ini didirikan sebagai pusat pemujaan untuk Osiris. Pada salah satu dinding terdapat relief seperti helikopter, kapal selam, atau bisa dilihat seperti sebuah UFO. Sayangnya, tidak ada keterangan lebih lanjut gambar-gambar aneh itu mempresentasikan apa. Apakah relief itu benar-benar menggambarkan keberadaan pesawat-pesawat luar angkasa?
Relief Kuil Abydos yang belum terpecahkan
Selain Kuil Abydos, bangsa Mesir Kuno juga meninggalkan bukti sejarah lain, yakni sebuah papirus. Papirus ditemukan Alberto Siliotti berasal dari abad ke-15 SM yang merupakan buku harian Thutmosis III (Firaun Meskir Kuno dinasti ke-18, 1504-1450 SM). Papirus itu menceritakan kemunculan lingkaran api yang muncul di angkasa. Lingkaran itu tidak memiliki kepala, napasnya berbau busuk dan tidak bersuara. Semakin hari banyak lingkaran tersebut di langit. Para prajurit terus mengawasi benda-benda aneh di angkasa dan sang raja menyuruh rakyatnya membakar kemenyan agar mendapatkan keselamatan dan kedamaian.

Argumen bahwa UFO berikut penumpangnya pernah mengunjungi bumi tidak dapat dipastikan kebenarannya. Agaknya, ini masih menjadi misteri untuk tahun-tahun mendatang. Tantangan tersendiri bagi para arkeolog, sejarawan, dan astronom. Apakah benar-benar ada peradaban di luar bumi dan benarkah peradaban di bumi pernah dikunjungi peradaban dari luar?


Sunday, December 4, 2011

Kebenaran Salah Satu Cerita Vampir (Bag2/2)

Aksi biadab lainnya adalah pembakaran para petani dan fakir miskin Muslim di Wallachia. Para petani dan fakir miskin diundang dalam jamuan makan malam. Ternyata semua itu adalah tipu muslihat. Pada jamuan tersebut mereka dikumpulkan dalam suatu ruangan, dikunci dari luar, dan ruangan itu dibakar. Orang-orang yang berada di dalamnya habis terpagang. Keganasan dracula pada Turki dan Islam semakin menjadi-jadi. Untuk menyambut hari peringatan St. Bartholome, 1459, dia memerintahkan pasukannya untuk menangkapi para pedagang Turki yang ada di Wallachia. Dalam waktu singkat terkumpulkan 300 ribu pedagang Turki beserta keluargannya. Apa yang dilakukan Dracula pada mereka? Tawanan-tawanan itu ditelanjangi lalu digiring menuju lapangan penyulaan. Mereka satu per satu menjemput ajal di tiang sula.

Tidak hanya kejam, Dracula juga licik. Dia memerintahkan meracuni Sungai Danube. Ini adalah taktik untuk melumphkan pasukan Turki Utsmani yang membangun kubu pertahanan di selatan Sungai Danube. Akhirnya, Kerajaan Turki tidak tinggal diam. Pada 1462, Sultan Muhammad II mengirimkan 60 ribu pasukan untuk menangkap Drakula hidup atau mati. Mengetahui rencana serangan tersebut, Dracula menyiapkan skenario untuk memburu seluruh umat Islam yang tersisa di wilayahnya. Terkumpulah 20 ribu tawanan. Mereka ditelanjangi dan digiring menuju tepi Sungai Danube. Ini adalah cara penyambutan khas yang memperlihatkan siapa Dracula sebenarnya. Sebanyak 20 ribu tawanan disula. Mayat-mayat tersula tersebut dipancangkan di kiri dan kanan jalan yang membentang sejauh 10 kilometer.
Sungai Danube
Istana Dracula
Pemandangan yang memuakkan itu sempat menciutkan nyali para pasukan Muslim Turki Utsmani. Meskipun demikian, pasukan Dracula berhasil diupukul mundur. Sayangnya, Dracula berhasil melarikan diri ke Honggaria melalui lorong rahasia. Hingga tahun 1475 Wallachia dikuasai Kerajaan Turki Utsmani. Pada rentang waktu itu, Turki berusaha memperbaiki kondisi Wallachia. Mereka berusaha menghapus trauma para penduduknya atas kekejaman Dracula. Namun, sepertinya nasib baik belum menaungi tentara salib dari Transylvania dan Modavia. Akhirnya, Dracula tewas dalam pertempuran melawan pasukan Turki pimpinan Sultan Muhammad II di tepi Danau Snagov pada 1476.

Kisah kekejaman Drakula terekam dalam buku berjudul Dracula, Pembantai Umat Islam Dalam Perang Salib karya Hyphatia Cneajna. Hyphatia memperkirakan korban kekejaman Dracula mencapai 300 ribu umat Muslim. Korban-korbannya dibunuh dengan cara-cara sangat kejam, ada yang dibakar hidup-hidup, dipaku kepalanya, atau disula.

Sepeninggalan Dracula dari abad ke abad kisah kekejamannya entah sengaja entah tidak mulai terkaburkan. Pada 1897, terbit sebuah novel yang mengisahkan kehidupan Dracula. Novel tersebut berjudul Dracula yang mengisahkan seorang pangeran Wallachia bertarung malawan serbuan Kerajaan Turki Utsmani atas wilayahnya (pada periode akhir Perang Salib). Novel lainnya yang hampir serupa ditulis oleh Elizabeth Kostova berjudul The Historian. Novel ini bergenre novel sejarah. Sebelum menulis The Historian, Kostova terlebih dahulu melakukan riset selama 10 tahun. Beberapa film pun mengangkat kisah kehidupan Dracula, beberapa di antaranya adalah Dracula's Daughter (1936). Son of Dracula (1943). Hoorof of Dracula (1958). Nosferatu (1922). Legenda Dracula terus hidup dari masa ke masa. Pada perkembangannya ada sebagian yang mengkultuskan Dracula sebagai seorang pahlawan.

Dengan dafar panjang kekejaman tak manusiawi, pantaskah Dracula masih disebut pahlawan? Disebut manusia pun sepertinya tidak pantas!

Kebenaran Salah Satu Versi Cerita Vampir (Bag1/2)

Transylvania adalah daerah provinsi yang terletak di Negara Rumania, Eropa Timur. Kota ini menjadi salah satu dedengkot cerita misteri di dunia. Dari kota inilah sebuah mitos muncul bukan hanya milik kolektif masyarakat setempat, melainkan menjalar ke seluruh penjuru dunia. Siapa yang tidak kenal drakula, sosok vampir yang selalu haus darah. Konon, drakula berasal dari Transylvania.

Mitos Drakula berkisah tentang seseorang makhluk penghisap darah yang menghantui kota. Dia adalah zombie atau mayat hidup yang berkeliaran di malam hari guna mencari mangsa. Konon, hanya satu yang ditakutinya, tidak lain tidak bukan adalah bawang putih. Dia tidak akan berani mendekat jika calon korbannya membawa bawang putih. Entah benar entah tidak, sosok Drakula bukan hanya hidup di mitos, melainkan di sejarah pula. Rumania mencatat sejarah nama Drakula dengan tinta merah. Tidak ada yang patut dibanggakan dari tokoh ini. Kenyatannya justru sejarah seperti ingin melupakan dan menghapusnya. Lebih mengenakkan mengingat nama Drakula dalam cerita mitos daripada sejarah. Semua itu tentu ada alasannya.

Nama asli Drakula adalah Vlad Tepes, lahir bulan Desember 1431 di Benteng Sighisoara, Transylvania, Rumania atau dikenal dengan Wallachia. Vlad Tepes adalah anak dari Basarab (Vlad II) yang terkenal dengan sebutan Vlad Dracul. Sebutan ini diperoleh karena keanggotannya dalam orde naga. "Dracul" dalam bahasa Rumania berarti naga, sedangkan akhiran "ulea" artinya anak dari. Jadi, Tepes dipanggil dengan nama Draculea atau Dracula yang berarti anak dari sang naga.
Vlad Tepes II - Dracula
Vlad II adalah seorang panglima militer. Sementara istrinya, Cneajna seorang bangsawan dari Kerajaan Moldovia. Ketika berumur 11 tahun, Dracula dan adiknya, Radu dikirim ke Turki sebagai jaminan kesetiaan Vlad kepada KErajaan Turki Utsmani. Vlad II berutang budi pada Turki Utsmani karena telah membantu merebut tahta Wallachia dari tangan rivalnya, Janos Hunyadi.

Sementara kecil Dracula bukan tipe anak manis. Dia kerap mencuri-curi waktu menonton adegan eksekusi mati dan menyiksa binatang sampai mati. Semakin hari bakat psikopatnya semakin terlihat. Dia merasa senang dan puas melihat mayat-mayat tanpa kepala dipancang di alun-alun kota. Hingga pada suatu ketika di Wallacia terjadi gonjang-ganjing politik. KOnflik tersebut berujung pada kematian Vlad II dan Mircea, kakak Dracula, pada 1448 M. Akhirnya, Sultan Muhammad II (di Eropa disebut Sultan Mehmed II) mengirimkan Dracula untuk merebut Wallachia kembali dari tangan Janos Hunyadi, sang pemimpin kudeta. Selama berada di Turki, Dracula memang memanfaatkan semua kesempatan yang dia miliki terutama belajar seni berperang, Turki memperlakukan Drakula dengan sangat baik. Drakula tumbuh menjadi pemuda yang cakap dalam berperang. Akhirnya, dengan bantuan 8000 prajurit Turki Utsmani, Dracula berhasil merebut tahta wallachia. Namun, dari sinilah kejahatannya dimulai, Dracula tidak hanya berkhianat pada Turki, tetapi juga pada pasukannya. Prajurit Turki yang tersisa dibantainya habis-habisan. Sama sekali sosok Dracula bukan pemimpin yang baik. Tidak ada satu pun kebaikan bersemayam di dadanya.

Dua bulan berselang Janos Hunyadi berhasil merebut tahta Wallachia. Akan tetapi, Drakula kembali berkuasa tahun 1456 hingga 1462. Pada masa pemerintahannya, Wallachia benar-benar menjadi neraka jahanam untuk orang-orang yang tidak disukai Dracula terutama umat muslim. Julukannya adalah Vlad the Impaler atau Vlad si Penyula. Dijuluki penyula karena seringnya dia membunuh dan menyiksa orang-orang dengan jalan menyula. Cara ini sangat biadab, orang yang masih hidup ditusuk dengan kayu kira-kira sebesar lengan orang dewasa. Kayu itu diruncingkan di bagian ujungnya lalu ditusuk dari pantat ke perut, menembus kerongkongan hingga kepala. Kemudian, orang yang malang itu dipancangkan di tengah lapangan. Dia akan mati perlahan-lahan sambil merasakan sakit luar biasa. Korban keganasan Drakula tidak hanya para tawanan perang, tetapi juga perempuan, anak-anak bahkan bayi.

Pada suatu ketika Dracula pernah mengumpulkan para bangsawan dan tuan tanah dalam pertemuan jamuan makan. Setelah jamuan tersebut selesai, dia memerintahkan agar semua yang hadir ditangkap. Dia mengincar orang-orang yang terlibat dalam pembunuhan ayah dan kakaknya itu disiksa dengan disula. Tidak hanya itu, Dracula membakar hidup-hidup 400 pelajar Turki yang tengaj belajar di Walllachia. Mereka ditangkapi, ditelanjangi, dan diarak keliling kota dan dibakar hidup-hidup.