About

Hi guys... blog ini menghimpun serakan fakta-fakta dan kisah-kisah misterius yang selalu mngundang rasa penasaran banyak orang. Apakah kamu termasuk penggemar cerita sejenis itu? Legenda-legenda misterius semisal teka-teki Segitiga Bermuda, kebenaran Benua Atlantis, keberadaan UFO, fakta kehidupan di Planet Mars, atau kondisi masa lalu Pulau Irian, misteri perputaran waktu, kutukan kematian dari Mesir jejak-jejak reinkarnasi, misteri bangunan terberat di dunia, kebenaran cerita vampir, dan lain sebagainya. Jadi, simak artikelnya dan tuntaskan rasa penasaranmu! Kalo suka please follow ya...Enjoy :)

Saturday, December 8, 2012

Siapa Sebenarnya Jack The Ripper? (1/2)

Tahukah Anda legenda Jack The Ripper? Ini adalah legenda milik orang Inggris tentang seorang pembunuh berantai yang memutilasi korbannya. Sebenarnya, cerita mutilasi di negara kita juga sudah bukan hal yang mengejutkan. Tahun demi tahun berita-berita kriminal mengabarkan pembunuhan dengan cara memutilasi korban. Namun, pembunuhan ala Jack The Ripper leih menarik daripada pembunuhan mutilasi lainnya, yakni dengan adanya suasana mistis yang melingkupinya. Sampai saat ini, siapa sebenarnya Jack The Ripper tidak pernah terungkap. Jack digambarkan sebagai sosok pria berjubah hitam, mengenakan topi hampir menutupi wajah, dan membawa sebilah pisau.


Jack The Ripper atai Jack Sang Pencabik telah membunuh leibh dari lima orang selama kurang dari setahun, yakni pada 1888 di London. Kesemua korban adalah wanita tuna susila yang dibunuh dengan tubuh dicabik-cabik. Pembunuhan tersebut terjadi begitu 'mulus' dan tidak meninggalkan petunjuk sedikit pun. Inilah yang membuat polisi kesulitan menangkap si pelaku. Jangankan menangkap, mengungkapkan identitas pun tak mampu. Penduduk setempat (yang bertempat tinggal tidak jauh dati TKP) mengaku tidak mendengar suara teriakan atau melihat hal-hal yang mencurigakan. Tiba-tiba saja mereka dihebohkan dengan penemuan mayat wanita dalam kondisi mengenaskan. Dari hasil otopsi, beberapa mayat ditemukan kurang dari setengah jam setelah dibunuh. Andai Jack terlambat sedikit saja, mungkin tidak ada legenda Jack The Ripper si pembunuh misterius, yang ada adalah seseorang yang menghabiskan hidupnya terpenjara dalam bui. Namun, inilah faktanya, Jack seperti selalu dinaungi keberuntungan.

Nama Jack muncul ketika polisi mendapatkan surat dari seseorang yang mengatasnamakan Jack The Ripper. Dia mengaku sebagai pelaku atas rentetan pembunuhan sadis itu, Awalnya, polisi tidak terlalu menggubrisnya karena mereka kerap mendapatkan surat yang mengaku-ngaku sebagai pelaku pembunuhan. Namun, di surat berikutnya, Jack berhasil menarik perhatian polisi. Dia berjanji akan mengirimkan potongan telinga salah satu korbannya sebagai bukti jika dia memang pelakunya. Selain berjanji, Jack juga membuat joke, "They say I'm a doctor.... ha... ha... ha..." Ternyata Jack menepati janji. Akan tetapi, bukan kuping yang diterima, melainkan ginjal manusia yang telah diformalin. Kiriman tersebut bertuliskan 'From Hell'.

Bagaimana pola pembunuhan Jack Sang Pencabik?

Tidak ada bukti, tidak ada pola pasto, hanya memperlihatkan corak kejahatan yang sadis dan brutal. Korban disembelih, ditikam, tubuh dibelah, dicabik-cabik, dan organ-organ dalamnya dikeluarkan. Satu-satunya petunjuk semua korban adalah wanita tuna susila.

Pada 6 Agustus 1888, Martha Tabram ditemukan tewas di George Yard dengan luka tikaman benda tajam sebanyak 39 kali di bagian leher dan kemaluan. Wanita berumur 39 tahun itu juga digorok lehernya oleh si pelaku dan perutnya dibelah.

Pada 14 Agustus 1888, Annie Chapman ditemukan tewas dalam keadaan mengenaskan di Whitechapel. Kulit perut Annie dibedah, tulang rusuknya dipotong-potng, isi perut dan organ-organnya dikeluarkan. Beberapa saksi mata mengaku sempat melihat Annie tengah bercengkerama dengan seorang laki-laki berkulit gelap, memakai topi pemburu rusa, dan berjubah hitam.

Pada 31 Agustus 1888, Mary Ann Nichols ditemukan tewas di Whitechapel, East End. Wanita malang itu mengalami luka tikaman pada beberapa bagian tubuh, perutnya dibelah, dan pada rahang kiri terkesan ada sayatan menggunakan benda runcing.

Pada 9 September 1988, Mary Jane Kelly ditemukan tewas di kamar sewanya di Miller's Court, off Dorset Street, Spitalfields. Kondisi Mary tidak jauh berbeda dengan korban-korban sebelumnya, yakni tercabik-cabik.

Pada 30 September 1888, Elizabeth Stride ditemukan tewas berlumuran darah di Dulfield Yard dengan bekas cekikan di leher. Pada hari yang sama, di tempat bebeda kira-kira 1,6 km dari lokasi penemuan mayat Elizabeth ditemukan mayat lain, yakni wanita bernama Catherine Eddowes. Wanita malan ini ditemukan dalam keadaan twas berlumuran darah, ada bekas bekikan di lehernya, tubuhnya dibelah dari dada sampai selangkangan, dan isi perutnya terburai keluar. Wajah Catherine hampir tidak dapat dikenali karena mukany hancur akibat dikuliti.

Teotihuacan dan Piramida Kematian

Tidak banyak orang tahu Kota Teotihuacan dan tidak banyak pula cerita tentang kora ini. Selain beberapa kisah menyebutkan bahwa Teotihucan dihubung-hubungkan dengan sejarah kelam manusia tentang pembantaian besar-besaran, peperangan, atau persembahan manusia pada para dewa.

Tidak diketahui bangsa mana dan kapan Teotichuacan dibangun. Luas Teotihuacan mencapai 12,8 km2, area yang lebih besar daripada imperium kekuasaan Romawi. Bangsa Aztec menemukan kota ini pada sekitar 1500-an. Legenda yang mereka percayai mengisahkan sebuah kota yang berperadaban maju telah hilang. Kota legenda itu bernama Teotihuacan. Ketika bangsa Aztec menemukan kota ini mereka mengira telah menemukan kota yang diceritakan dalam legenda. Segera mereka menamai tempat itu Teotihuacan. Jadi, bukan bangsa Azteclah yang membangun kota ini. Bahkan, mereka tidak tahu bangsa mana yang membangun kota yang mereka temukan. Bangsa Aztec hanya memercayai bahwa nenek moyang mereka dulu yang membangun kota ini kemudia ditinggalkan.
Kota kuno itu memiliki tata kota yang menakjubkan, jaringan jalan-jalan panjang dan piramida-piramida besar berdiri di kota tersebut. Dua piramida terbesar bangsa Aztec namakan Piramida Matahari dan Piramida Bulan. Jalan utama di kota itu diberi nama jalan kematian. Diperkirakan bangsa yang mendirikan kota ini berkembang pada sekitar tahun 1 Masehi mencapai puncaknya pada abad ke-4 hingga keruntuhannya tiga abad kemudian. Kurun waktu ini adalah rentang waktu ketika peradaban Bangsa Mesir Kuno telah lama runtuh, Peradaban Yunani Klasik telah memudar, dan Kekaisaran Romawi telah lama ditaklukkan kaum barbar.

Jadi bangsa mana yang membangunnya? Itulah yang maish terselubung kabut misteri. Tidak ada peninggalan sejarah tertulis ataupun artefak-artefak yang dapat menceritakan siapa, kapan, dan bagaimana Teotihuacan dibangun. Teori-teori yang diungkapkan oleh para ahli arkeologi baru sebatas praduga-praduga. Namun, dari sejumlah penemuan satu hal yang dapat dipastikan, kota ini meyimpan sejarah kelam. Saburo Sugiyama, arkeolog yang telah lama meneliti Teotihuacan berhasil menemukan tumpukan tulang belulang manusia di dalam Piramida Bulang. Tampaknya tempat itu semacam penguburan massal yang tidak normal. Kerangka-kerangka tersebut ditemukan dalam keadaan kepala terpenggal, anggota tubuh tak lengkap, dan lengan-lengan yang terikat di punggung.

Michael Spence, ahli antropologi forensik meyakini bahwa tulang-tulang tersebut adalah manusia-manusia korban persembahan. Tujuannya menjaga kemakmuran kota, nyawa-nyawa manusia dipersembahkan untuk para dewa. Korban sesembahan diikat dan minimal dipukuli dua kali. Selain itu, berkembang pula kepercayaan bahwa penduduk kota ini sangat suka berperang, para tawanan perang yang paling sering dijadikan sesembahan dewa, dan mata uang mereka adalah darah manusia. Entah benar entah tidak, cerita yang demikianlah yang berkembang.

Bahkan, cerita keruntuhan Teotihuacan tidak kalah mengerikan. Ada yang mengatakan kota ini hancur dalam semalam karena sebuah persembahan besar-besaran pada para Dewa. Kota ini diberangsukan dengan api secara keseluruhan.

Friday, December 7, 2012

Rahasia Stongehenge

Stonehenge adalah monumen megalistik peninggalan zaman Perunggu dan Neolitikum yang terletak di dekat Amesbury sekitar 13 km barat laut Salisbury Plain, Provinsi wilshire, Inggris. Stonehenge terdiri atas tiga puluh batu tegak dengan tinggi 10 m dan berat 26 ton. Semua batu tegak raksasa tersebut disusun melingkar. Di dalam 30 lingkaran batu besar terdapat sekitar 30 batu lagi dengan ukuran yang lebih kecil yang dinamakan Lintens, juga disusun dengan bentuk melingkat. Namun sayangnya, kebanyakan Stonehenge ini hanya tinggal puing-puingnya saja. Kebanyakan batu-batu tersebut sudah jatuh, terkikis bahkan banyak yang hilang. Lingkaran batu diperkirakan dibuat pada 2500-2000 SM. Namun, ada beberapa bagian yang tampaknya dibangun lebih awal lagi. Perbedaan umur tersebut menandakan bahwa Stonehenge dibangun dari generasi ke generasi melalui bebagai tahapan.

Kompleks Stonehenge dibangun selama 2000 tahun dan di sepanjang kurun waktu tersebut aktivitas pembangunan terus berjalan. Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukanya mayat seorang Saxon dari abad ke-7 M yang dipacung dan dikebumikan di kompleks batu tersebut. Richard John Coplan Atkinson, arkeolog Inggris memperkirakan Stonehenge dibangun sekitar 5000 tahun silam terbagi menjadi beberapa tahap, yakni I, II, IIIa, IIIb, dan IIIc. Komplek Stonehenge memang dibangun dari masa ke masa sebagai hasil dari bermacam-macam kebudayaan yang berbeda. Hal ini pula yang akhirnya memunculkan pertanyaan untuk apa Stonehenge dibangun.

Lingkaran batu dikelilingi lingkaran tebing bulat dan parit berdiameter 115 m (320 kaki) dengan satu pintu masukdi bagian timur laut. John Aubrey, arkeolog dari abad ketujuh belas menemukan 59 lubang di bagian luar kawasan lingkaran. Lubang-lubang ini kemudian dinamakan lubang Aubrey untuk menghormati jasanya. Dua puluh lima lubang Aubrey tersimpan di perkebumian abu yang kira-kira berumur dua abad setelah berdirinya Stonehenge. Tiga puluh abu mayat ditemukan lagi di dalam parit kawasan lingkaran dan di bagian lain di kompleks Stonehenge. Bersamaan dengan itu pula ditemukan tembikar Neolitikum dan sebuah batu tunggal monolit besar yang tidak dihaluskan. Penemuan ini memberikan keterangan perkiraan kapan pembangunan tersebut dilakukan. Batu monolit besar tersebut dikenal dengan nama Batu Tumit (Heel Stone) yang terletak di luar pintu masuk.
Heel Stone atau Batu Tumit dilihat dari sisi jalan

Reruntuhan Stonehenge masa kini

 Penelitian yang dilakukan William Stukeley pada 1740 menyatakan bahwa pembangunan Stonehenge berhubungan dengan kepentingan astronomi. Dia berhasil membuat gambar yang terukur kompleks wilayah Stonehenge. Pendapat ini didukung Gerald Hawkins. Profesor astronomi untuk meramalkan datangnya gerhana matahari dan bulan. Pada setiap batu tegak merefleksikan posisi tertentu dari cahaya matahari. Oleh sebab itu, jika dapat disimpukan kegunaan Stonehenge pada masa lalu. Dengan cara mendekode setiap batu pada Stonehenge didapatkan siklus 56 tahun gerhana matahari dan bulan. Pada pertengahan musim panas, matahari akan muncul tepat di puncak batu tumit. Cahaya matahari akan mengarah ke bagian tengan Stonehenge.

Teori lain diungkapkan Tim Darvill dan Geoff Wainwright. Dua pakar Stonehenge ini meyimpulkan bahwa batu biru, batu pembentuk lingkaran Stonehenge yang paling awal dipercaya mengandung kekuatan penyembuhan magis. Jadi, menurut pandangan mereka Stonehenge berhubungan dengan proses pengobatan.

Sementara itu, mitos berkembang di masyarakat. Stonehenge dihubungkan dengan legenda Raja Arthur. Seorang bernama Geoffrey mengatakan Merlin, tukang sihir terkenal pada masa Raja Arthur telah memindahkan Stonehenge dari Gunung Killarus ke lokasi yang sekarang. Legenda lain yang tidak kalah supranaturalnya menceritakan Stonehenge dibangun oleh manusia raksasa yang telah membawa batu-batu mahabesar dari Afrika ke Inggris. Legenda ini diperkuat dari struktur geologi batu penyusun Stonehenge yang menunjukkan batu-batu tersebut bukan berasal dari wilayah Eropa. Struktur batu-batu di Stonehenge lebih mirip batuan dari Afrika daripada Eropa.

Mana yang benar? Penelitian baru-baru ini berhasil mengetahui fakta bahwa di setiap batu Stonehenge terdapat adanya ukiran. Ukiran-ukiran pada batu baru dapat dilihat dengan metode pemdaian laser dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mudah-mudahan penemuan baru ini dapat menguak misteri kegunaan Stonehenge di masa lalu :)













Tuesday, July 17, 2012

Machu Picchu Kota yang Hilang

Ketika bangsa Spanyol menginvasi daratan Amerika ada bangsa yang tersingkirkan. Mereka adalah suku Inca. Machu Picchu ditengarai sebagai kota berpeninggalan suku Inca yang merekam kejayaan mereka. Lokasinya yang jauh tersembunyi di pedalaman menjadikan kota ini tidak tersentuh kolonialis. Beratus-ratus tahun lamanya, kota ini tidak terusik keberadaannya. Hal itu pula yang menyelamatkannya dari kehancuran.

Machu Picchu terletak pada 2.430 m di atas permukaan laut yang berdiri di atas sebuah lembah Urubamba, Pegunungan Andes, Peru sekitar 70 km dari barat laut Cusco. Machu Picchu artinya "puncak tua" atau umumnya dikenal sebagai "kota yang hilang". Kota ini adalah peninggalan Kerajaan Inca yang dibangun sekitar 1450 SM. Prahara yang menimpa daratan Amerika dengan datangnya bangsa dari Eropa memporakporandakan Kerajaan Inca yang memang telah mengalami kemunduran. Namun, kota Inca luput dari maut, tidak tersentuh, dan terselamatkan.

Machu Picchu baru ditemukan kembali pada 24 Juli 1911 oleh seorang professor dari Amerika, Hiram Bingham. Sebelum Bingham, ditengarai ada orang lain yang lebih dulu menemukan kota ini, yakni Enrique Palma, Gabino Sanchez, dan Agustin Lizarraga. Tiga orang tersebut mengukir nama mereka pada salah satu dinding batu karang. Namun, Bimghamlah yang mengumumkan pada dunia perihal penemuannya itu.

Banyak para ahli arkeolog bersilang pendapat mengapa Machu Picchu dibangun di ketinggian tersebut. Ada yang berasumsi bahwa kota ini dibangun bukan sebagai benteng pertahanan belaka, Machu Picchu adalah tempat tinggal Kaisar Inca Pachacuti. Sementara arkeolog lain mengungkapkan kemungkinan berbeda, bahwa pembangunan Machu Picchu mungkin berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Ada satu bangunan yang berada di atas gunung yang diperkirakan dibangun khusus untuk mempelajari ilmu perbintangan atau astronomi. Namun, teori yang paling banyak berkembang menyebutkan Machu Picchu adalah kota yang dibangun sebagai tempat pemujaan para dewa suci mereka.


Machu Picchu di Pegunungan Andes
Terlepas dari silang pendapat, ritus peninggalan ini menggambarkan kehidupan masa lampau yang luar biasa. Banyak bangunan didirikan di atas kemiringan lembah yang sebenarnya tidak memungkinkan sebuah bangunan dapat berdiri. Bagaimana bangsa Inca membangun Machu Picchu itu masih menjadi misteri. Materi bangunan berasal dari batu berukuran mahabesar. Bagaimana bangsa Inca menaukkan atau memindahkan batu-batu itu di ketinggian Pegunungan Andes? Satu yang bisa dipastikan bangsa Inca tidak mengenal roda apalagi gerobak pengangkut barang.















Wednesday, December 7, 2011

Lemuria Bangsa yang Bermigrasi

Membicarakan Sejarah masa lalu tidak semudah yang dibayangkan. Hal ini disebabkan cerita-cerita masa lalu kadang dikumpulkan hanya dari potongan-potongan cerita yang berserakan. Para ilmuwan , arkeolog, antropolog, dan peneliti berusaha merekonstruksi potongan tersebut menjadi cerita yang utuh. Namun, tetap saja cara ini menciptakan banyak versi. Karena di dalamnya pula melibatkan interpretasi yang sangat sukar menghindari subjektivitas.

Tidak dapat dipungkiri, sejarah perdaban manusia di dunia masih dilingkupi banyak misteri. Berpijak pada peninggalan-peninggalan arkeologis yang berhasil ditemukan sejauh ini, sepertinya kita tidak dapat meremehkan apa yang telah dicapai manusia tempo dahulu. Peradaban yang mereka bangun bahkan tidak menutup kemungkinan lebih maju dan lebih tinggi dibandingkan dengan yang dicapai manusia zaman sekarang.

Namun, mengapa nenek moyang kita hanya meninggalkan setumpuk artefak-artefak bisu yang membuat kita semakin bertanya-tanya apakah gerangan yang terjadi?

Diceritakan legenda turun-temurun bangsa Lemuria telah meninggalkan bumi menuju suatu planet yang berkarakter mirip bumi. Planet itu adalah Planet Erra atau Terra yang bertempat di gugus bintang Pleiades. Bangsa ini terpaksa mengungsi karena diserang oleh bangsa Athlean penghuni Kerajaan Atlantis.

Lemuria adalah peradaban kuno yang diperkirakan hidup pada periode 75000 SM-11000 SM lebih tua dari peradaban Atlantis. Pulau Ester atau Pulau Paskah ditengarai merupakan sisa peradaban Lemuria. Pulai ini mendapatkan keajaiban khusus bagi arkeolog karena di tempat ini sebuah keajaiban dipertontonkan. Pulau yang kurang lebih seluas 4000 km dikelilingi ratusan patung batu Moai yang berukuran raksasa. Ratusan patung besar itu kira-kira tingginya 33 sampai 66 kaki dan beratnya 14 sampai 80 ton.

Pulau Paskah (bahasa Polinesia: Rapa Nui, bahasa Spanyol: Isle de Pascua) adalah pulau yang terletak di selatan Samudra Pasifik. Secara administratif pulau ini termasuk wilayah Provonsi Valparaiso, Cili.

Sergio Rapu, seorang arkeolog yang meneliti Pualu Paskah menemukan arti dari nama moai, yakni "wajah hidup leluhur kami". Dia memperkirakan pembuatan patung-patung itu sebagai bentuk pemujaan kepada leluhur mereka. Wajah patung yang membelakangi lautan dan menghadap perkampungan dipercaya sebagai cara leluhur melindungi dan menjaga para penduduk pulau itu.
Suku Maori dan suku Samoa yang bertempat tinggal di pulau-pulau sekitar Pasifik memercayai bahwa dahulu kala pernah ada dataran besar di Pasifik. Penghuni daratan tersebut memiliki peradaban yang sangat maju. Namun, sebuah peperangan besar-besaran menghancurkan bangsa tersebut. Perang terjadi antara bangsa Lemuria dan bagnsa Athlean. Bangsa Atlantis keluar sebagai pemenang dan menyingkirkan bangsa Lemuria. Namun, episode berikutnya sang pemenang berikut peradabannya hancur. Bukan diserang bangsa lain, melainkan oleh kekuatan alam. Bencana besar berupa tsunami dan gempa bumi menenggelamkan dataran yang mereka tinggali.

Keberadaan bangsa Lemuria berhasil diidentifikasi oleh Augustus Le Plongeon (1826-1908), seorang peneliti dan penulis yang mengadakan penyelidikan terhdapa situs-situs purbakala peninggalan bangsa Maya di Yukatan. Setelah bekerja keras akhirnya Plongeon berhasil menerjemahkan beberapa lembar catatan kuno bangsa Maya. Hasil terjemahan tersebut menginformasikan keberadaan bangsa Lemuria. Bangsa Maya mencatat bahwa bangsa Lemuria berusia lebih tua daripada bangsa Atlantis yang dipercaya sebagai nenek moyang bangsa Maya. bangsa Lemuria dan Atlantis pernah hidup dalam periode waktu yang sama. Sebelum bangsa Atlantis menyerang Lemuria dan sebelum bencana meluluhlantakkan kedua peradaban tersebut.

Melalui pnerawangan Edgar Cayne, seorang spiritualis dari Amerika Serikat (baca: Jejak-Jejak Reinkarnasi) mengungkapkan kehidupan bangsa Lemuria dan Atlantis. Dia menceritakan keberadaan kristal generator raksasa yang dikelilingi kristal-kristal lain sebagai sumber tenaga dan penyembuhan. diceritakan bangsa Lemuria adalah manusia-manusia yang memiliki tingkat spiritual tinggi, menjunjung perdamaian, dan sangat bermoral. Berbeda dengan bangsa Atlantis yang mengandalkan kekuatan fisik dan suka berperang. Hal ini pulalah yang menyebabkan kekalahan Lemuria atas Atlantis.

Lemuria berasal dari kata "mu" atau "Mu-Devi" yang berarti "Tanah Leluhuhr/Ibu Pertiwi". Mu-Devi adalah ibu dewi Hindu Shiva. Di Pulau Paskah berhasil ditemukan beberapa lembaran berisi tulisan. Sampai saat ini tulisan tersebut yang dikenal dengan rongorongo belum dapat diterjemahkan. Guillaume de Hevesy, seorang sarjana dari Honaria berhasil menemukan persamaan karakter rongorongo dengan tulisan prasejarah India Kuno. Pada rongorongo terdapat cap dari Mohenjo-Daro. Rongorongo kemungkinan berarti damai-damai yang isinya tentang dokumen mengenai Pulau Paskah, bagaimaan pembuatan dan pendirian patung raksasa Moai serta eksistensi bangsa Lemuria sendiri.




Monday, December 5, 2011

Mempertanyakan Kunjungan UFO Masa Purba

Kemunculan tamu asing dari peradaban luar bumi ternyata tidak hanya ramai dibicarakan pada masa sekarang. Jauh-jauh hari pada peradaban terdahulu telah terekam tanda-tanda kehadiran tamu asing tersebut. Apakah mereka benar-benar pernah hadir di Bumi ataukah ini semacam imajinasi kolektif umat manusia akhirnya akan memunculkan cerita-cerita tamu makhluk asing. Terlepas imajinasi atau tidak, hal ini adalah buah kesadaran manusia terhadap kebesaran alam semesta. Di alam yang tidak tak terbatas ini apakah hanya manusia satu-satunya peradaban yang diciptakan Tuhan?

Dunia pernah dibuat terkejut ketika beredar kabar telah ditemukan Batu Dropa dan Lempeng Lolladoff. Artfeak purba Batu Dropa ditemukan tahun 1938 oleh tim dari Beijing University ketika melakukan ekspedisi di wilayah terpencil di Bayan-Kara-Ula di kaki pegunungan Himalaya. Seorang bernama Chi Pu Tei diceritakan memimpin ekspedisi tersebut. Mereka berhasil menemukan kuburan-kuburan kecil yang bersisi kerangka-kerangka manusia dengan tinggi sekitar 1-1,2 m di dalam gua. Di dalam kuburan itu pula mereka menemukan batu-batu lempeng berbentuk lingkaran yang berdiameter sekitar 30 cm dengan ketebalan hampir 1 cm. Batu-batu yang ditemukan berjumlah 716 buah diperkirakan berusai sekitar 12.000 tahun. Artefak inilah yang dinamakan Batu Dropa. Setelah diadakan penelitian ternyata lempeng Batu Dropa berisi tulisan mikroskopik yang sangat rumit.

Tulisan di Batu Dropa berhasil ditransletrasikan oleh Dr.Tsum Um Nui. Ketika dipublikasikan, dunia sempat dilanda kegemparan. Tulisan dalam Batu Dropa yang katanya berhasil ditransletrasikan itu mengundang kontroversi. Tulisan itu menceritakan sebuah ras alien bernama Dropa telah mendarat darurat di wilayah Himalaya. Mereka terpaksa tinggal di Bumi dan akhirnya hidup berdampingan dengan suku Han.

Hasil penelitian ini sempat dicekal oleh Beijing Academy of Pre-History. Namun, setelah dilakukan berbagai usaha akhirnya paper akademik tersebut diterbitkan pada 1962. Selain menimbulkan kegemparan, apa yang diungkapkan Tsum Um Nui mendapatkan cemoohan dari kalangan ilmuwan. Tidak tahan dengan tekanan yang ditujukan kepadanya Tsum Um Nui menarik diri dari dunia akademik dan tinggal di Jepang sampai akhir hidupnya.

Sementara itu, Lempeng Lolladoff adalah lempengan batu yang ditemukan di wilayah Nepal. Lempeng Lolladoff menggambarkan objek berbentuk piring terbang dan makhluk alien. Lempeng ini diperkirakan berusia 12.000 tahun dan petama kali dipublikasikan tahun 1947 oleh Profesor Lolladoff.

Setelah diadakan penelitian lebih lanjut kebenaran Batu Dropa dan Lempeng Lolladoff mulai terkuak. Ternyata dua penemukan tersebut hanyalah kisah fiksi belaka. Keberhasilan Tsum Um Nui menerjemahkan tulisan mikroskopis di lemepeng Batu Dropa menimbulkan tanda tanya besar. Kamus dan pengetahuan bahasa apa yang dia pakai dalam menerjemahkan tulisan tersebut? Sampai sejauh ini tidak pernah diketahui adanya kamus untuk mengartikan bahasa Dropa. Memang, ada suku Dropa yang mendiami wilayah Tibet bagian utara, tetapi bukan suku itu yang dirujuk Batu Dropa. Lagipula suku ini bukan suku pigmi seperti yang diceritakan Chi Pu Tei. Artefak Batu Dropa ditemukan sejumlah 716 buah, tetapi setelah diadakan penelusuran di museum-museum China bahkan seluruh dunia tidak ada artefak semacam itu ditemukan. Lebih mengejutkan lagi ternyata nama Tsum Um Nui disinyalir hanya fiktif belaka, begitu juga dengan Bejing Academy of Pre-History yang ternyata hanya sebuah akademi fiktif.

Bagaimaan dengan lempeng Lolladoff?

Lempeng Lolladoff pertama kali dipublikasikan dalam buku Sungods in Exile yang ditulis oleh dr. Karly Robin Evans dan diedit oleh David Agamon. Pada 1988 kepada majalah Fortean Times, yang berisi kebohongan . Dr. Karly Robin Evans yang disebutnya sebagai penulis buku tersebut sebenarnya hanyalah tokoh imajiner. Jadi sama halnya dengan Batu Dropa. Lempeng Lolladoff pun artefak semu.

Jika Batu Dropa dan Lempeng Lolladoff terbukti hoax bagaimana dengan cerita di bawah ini.

Sebuah kuil peninggalan bangsa Mesir Kuno di Abydos merekam jejak keberadaan UFO purba. Kuil Abydos adalah peninggalan bangsa Mesir Kuno kira-kira didirikan 4000 SM. Pada masanya, kuil ini didirikan sebagai pusat pemujaan untuk Osiris. Pada salah satu dinding terdapat relief seperti helikopter, kapal selam, atau bisa dilihat seperti sebuah UFO. Sayangnya, tidak ada keterangan lebih lanjut gambar-gambar aneh itu mempresentasikan apa. Apakah relief itu benar-benar menggambarkan keberadaan pesawat-pesawat luar angkasa?
Relief Kuil Abydos yang belum terpecahkan
Selain Kuil Abydos, bangsa Mesir Kuno juga meninggalkan bukti sejarah lain, yakni sebuah papirus. Papirus ditemukan Alberto Siliotti berasal dari abad ke-15 SM yang merupakan buku harian Thutmosis III (Firaun Meskir Kuno dinasti ke-18, 1504-1450 SM). Papirus itu menceritakan kemunculan lingkaran api yang muncul di angkasa. Lingkaran itu tidak memiliki kepala, napasnya berbau busuk dan tidak bersuara. Semakin hari banyak lingkaran tersebut di langit. Para prajurit terus mengawasi benda-benda aneh di angkasa dan sang raja menyuruh rakyatnya membakar kemenyan agar mendapatkan keselamatan dan kedamaian.

Argumen bahwa UFO berikut penumpangnya pernah mengunjungi bumi tidak dapat dipastikan kebenarannya. Agaknya, ini masih menjadi misteri untuk tahun-tahun mendatang. Tantangan tersendiri bagi para arkeolog, sejarawan, dan astronom. Apakah benar-benar ada peradaban di luar bumi dan benarkah peradaban di bumi pernah dikunjungi peradaban dari luar?


Sunday, December 4, 2011

Kebenaran Salah Satu Cerita Vampir (Bag2/2)

Aksi biadab lainnya adalah pembakaran para petani dan fakir miskin Muslim di Wallachia. Para petani dan fakir miskin diundang dalam jamuan makan malam. Ternyata semua itu adalah tipu muslihat. Pada jamuan tersebut mereka dikumpulkan dalam suatu ruangan, dikunci dari luar, dan ruangan itu dibakar. Orang-orang yang berada di dalamnya habis terpagang. Keganasan dracula pada Turki dan Islam semakin menjadi-jadi. Untuk menyambut hari peringatan St. Bartholome, 1459, dia memerintahkan pasukannya untuk menangkapi para pedagang Turki yang ada di Wallachia. Dalam waktu singkat terkumpulkan 300 ribu pedagang Turki beserta keluargannya. Apa yang dilakukan Dracula pada mereka? Tawanan-tawanan itu ditelanjangi lalu digiring menuju lapangan penyulaan. Mereka satu per satu menjemput ajal di tiang sula.

Tidak hanya kejam, Dracula juga licik. Dia memerintahkan meracuni Sungai Danube. Ini adalah taktik untuk melumphkan pasukan Turki Utsmani yang membangun kubu pertahanan di selatan Sungai Danube. Akhirnya, Kerajaan Turki tidak tinggal diam. Pada 1462, Sultan Muhammad II mengirimkan 60 ribu pasukan untuk menangkap Drakula hidup atau mati. Mengetahui rencana serangan tersebut, Dracula menyiapkan skenario untuk memburu seluruh umat Islam yang tersisa di wilayahnya. Terkumpulah 20 ribu tawanan. Mereka ditelanjangi dan digiring menuju tepi Sungai Danube. Ini adalah cara penyambutan khas yang memperlihatkan siapa Dracula sebenarnya. Sebanyak 20 ribu tawanan disula. Mayat-mayat tersula tersebut dipancangkan di kiri dan kanan jalan yang membentang sejauh 10 kilometer.
Sungai Danube
Istana Dracula
Pemandangan yang memuakkan itu sempat menciutkan nyali para pasukan Muslim Turki Utsmani. Meskipun demikian, pasukan Dracula berhasil diupukul mundur. Sayangnya, Dracula berhasil melarikan diri ke Honggaria melalui lorong rahasia. Hingga tahun 1475 Wallachia dikuasai Kerajaan Turki Utsmani. Pada rentang waktu itu, Turki berusaha memperbaiki kondisi Wallachia. Mereka berusaha menghapus trauma para penduduknya atas kekejaman Dracula. Namun, sepertinya nasib baik belum menaungi tentara salib dari Transylvania dan Modavia. Akhirnya, Dracula tewas dalam pertempuran melawan pasukan Turki pimpinan Sultan Muhammad II di tepi Danau Snagov pada 1476.

Kisah kekejaman Drakula terekam dalam buku berjudul Dracula, Pembantai Umat Islam Dalam Perang Salib karya Hyphatia Cneajna. Hyphatia memperkirakan korban kekejaman Dracula mencapai 300 ribu umat Muslim. Korban-korbannya dibunuh dengan cara-cara sangat kejam, ada yang dibakar hidup-hidup, dipaku kepalanya, atau disula.

Sepeninggalan Dracula dari abad ke abad kisah kekejamannya entah sengaja entah tidak mulai terkaburkan. Pada 1897, terbit sebuah novel yang mengisahkan kehidupan Dracula. Novel tersebut berjudul Dracula yang mengisahkan seorang pangeran Wallachia bertarung malawan serbuan Kerajaan Turki Utsmani atas wilayahnya (pada periode akhir Perang Salib). Novel lainnya yang hampir serupa ditulis oleh Elizabeth Kostova berjudul The Historian. Novel ini bergenre novel sejarah. Sebelum menulis The Historian, Kostova terlebih dahulu melakukan riset selama 10 tahun. Beberapa film pun mengangkat kisah kehidupan Dracula, beberapa di antaranya adalah Dracula's Daughter (1936). Son of Dracula (1943). Hoorof of Dracula (1958). Nosferatu (1922). Legenda Dracula terus hidup dari masa ke masa. Pada perkembangannya ada sebagian yang mengkultuskan Dracula sebagai seorang pahlawan.

Dengan dafar panjang kekejaman tak manusiawi, pantaskah Dracula masih disebut pahlawan? Disebut manusia pun sepertinya tidak pantas!