Tidak ada petunjuk dan peninggalan, selain catatan itu yang menggambarkan bagaimana kondisi si malang Mary Caleste. Kapal ini ditinggal pergi para awak dan dibiarkan terombang-ambing sendirian di tengah lautan.Uniknya, tanpa kendali, kapal ini tetap mengikuti jalur pelayaran yang semestinya. Selama 10 hari, ia berlayar sejauh 500 km. Padahal, di tengah perairan lepas dengan arus laut dan hembusan angin kencang dapat saja mengubah haluan kapal setiap saat. Apa yang terjadi?
Kapal Mary Celeste |
Mary Caleste bertolah dari Pelabuhan Staten Island, New York. Kapal ini berjenis brigante (kapal layar bertiang dua) yang dikomandoi Kapten Benjamin Briggs. Mary Caleste berlayar pada 7 November 1872 menuju Genoa Italia. Ketika hari pemberangkatan, cuaca dalam keadaan cerah dan seperti kapal-kapal lainnya. Mary Caleste melintasi rute pelayaran normal melewati Samudra Atlantik. Di dalam kapal ada tujuh kru plus sang kapten, Sarah E Briggs, istri kapten, dan Sophia Matilda, putri kapten yang berusia dua tahun. Celeste memuat sejumlah produk alkohol dari perusahaan Mesissner Ackermann&Coin.
Sophia Matilda |
Sarah E. Briggs |
Kapten Briggs |
Awak kapal Dei Grantia yang menemukan kapal Mary Celeste |
Penemuan kapal Mary Celeste tanpa awak akhirnya memicu banyak orang untuk berspekulasi. Ada yang menduga telah terjadi pemberontakan. Para awak kapal membuka alkohol dan bermabuk-mabukan. Dalam keadaan mabuk mereka membunuh kapten sekeluarga. Lalu, para awak itu melarikan diri. Spekulasi semacam ini tidak terbukti. Para awak kapal tahu alkohol yang mereka bawa tidak layak dikonsumsi manusia. Lagipula, Kapten Briggs dikenal sebagai orang yang taat beribadah, adil, dan jujur. dia bukan sosok seorang kapten yang dapat membuat awaknya memberontak. Kru kapalnya pun cukup terkenal sebagai pelaut ynag loyal pada Kapten briggs. Meskipun ketika ditemukan sembilan tong alkohol dalam keadaan bocor dan sebuah sekoci menghilang, tidak ada alasan para awak kapal mengonsumsi alkohol dan memberontak. Kecuali jika mereka benar-benar tidak waras.
Spekulasi lannya menuturkan bahwa kapal itu dihantam badai tornado yang terjadi di lautan. seluruh awak kapal itu dihantam badai dan menghilang di lautan. Teori ini mungkin menjelaskan mangapa ada tiang yang tergores, kompas yang pecah, serta satu sekoci yang menghilang. tetapi , ini menjadi tidak masuk akal. Badai tornado macam apa yang mampu menyapu manusia tapi tidak mampu menumpahkan sebotol obat yang telah dibuka penutupnya.
Teori lain yang cukup meyakinkan datang dari sejarawan Conrad Byers. Dia mengungkapkan bahwa Kapten Briggs memerintahkan tong-tong alkohol dibuka. Akibatnya, muncul asap dari alkohol yang menguap. Kapten Briggs menduga kapal akan meledak. Dia memerintahkna seluruh kru masuk sekoci kapal dengan tali penuntun. Ketika angin berhembus, kapal bergerak menjauh. sementara mereka yang berada di tengah lautan akhirnya mati perlahan-lahan, ada yang tenggelam, ada yang kelaparan.
No comments:
Post a Comment