Kompleks Stonehenge dibangun selama 2000 tahun dan di sepanjang kurun waktu tersebut aktivitas pembangunan terus berjalan. Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukanya mayat seorang Saxon dari abad ke-7 M yang dipacung dan dikebumikan di kompleks batu tersebut. Richard John Coplan Atkinson, arkeolog Inggris memperkirakan Stonehenge dibangun sekitar 5000 tahun silam terbagi menjadi beberapa tahap, yakni I, II, IIIa, IIIb, dan IIIc. Komplek Stonehenge memang dibangun dari masa ke masa sebagai hasil dari bermacam-macam kebudayaan yang berbeda. Hal ini pula yang akhirnya memunculkan pertanyaan untuk apa Stonehenge dibangun.
Lingkaran batu dikelilingi lingkaran tebing bulat dan parit berdiameter 115 m (320 kaki) dengan satu pintu masukdi bagian timur laut. John Aubrey, arkeolog dari abad ketujuh belas menemukan 59 lubang di bagian luar kawasan lingkaran. Lubang-lubang ini kemudian dinamakan lubang Aubrey untuk menghormati jasanya. Dua puluh lima lubang Aubrey tersimpan di perkebumian abu yang kira-kira berumur dua abad setelah berdirinya Stonehenge. Tiga puluh abu mayat ditemukan lagi di dalam parit kawasan lingkaran dan di bagian lain di kompleks Stonehenge. Bersamaan dengan itu pula ditemukan tembikar Neolitikum dan sebuah batu tunggal monolit besar yang tidak dihaluskan. Penemuan ini memberikan keterangan perkiraan kapan pembangunan tersebut dilakukan. Batu monolit besar tersebut dikenal dengan nama Batu Tumit (Heel Stone) yang terletak di luar pintu masuk.
Heel Stone atau Batu Tumit dilihat dari sisi jalan |
Reruntuhan Stonehenge masa kini |
Teori lain diungkapkan Tim Darvill dan Geoff Wainwright. Dua pakar Stonehenge ini meyimpulkan bahwa batu biru, batu pembentuk lingkaran Stonehenge yang paling awal dipercaya mengandung kekuatan penyembuhan magis. Jadi, menurut pandangan mereka Stonehenge berhubungan dengan proses pengobatan.
Sementara itu, mitos berkembang di masyarakat. Stonehenge dihubungkan dengan legenda Raja Arthur. Seorang bernama Geoffrey mengatakan Merlin, tukang sihir terkenal pada masa Raja Arthur telah memindahkan Stonehenge dari Gunung Killarus ke lokasi yang sekarang. Legenda lain yang tidak kalah supranaturalnya menceritakan Stonehenge dibangun oleh manusia raksasa yang telah membawa batu-batu mahabesar dari Afrika ke Inggris. Legenda ini diperkuat dari struktur geologi batu penyusun Stonehenge yang menunjukkan batu-batu tersebut bukan berasal dari wilayah Eropa. Struktur batu-batu di Stonehenge lebih mirip batuan dari Afrika daripada Eropa.
Mana yang benar? Penelitian baru-baru ini berhasil mengetahui fakta bahwa di setiap batu Stonehenge terdapat adanya ukiran. Ukiran-ukiran pada batu baru dapat dilihat dengan metode pemdaian laser dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mudah-mudahan penemuan baru ini dapat menguak misteri kegunaan Stonehenge di masa lalu :)
No comments:
Post a Comment